Di sebuah kota kecil yang tenang dan indah, ada sepasang pria dan wanita yang saling mencintai. Mereka selalu bersama menikmati hari-harinya, memandang matahari terbit di puncak gunung, bersama di pesisir pantai menghantar matahari senja. Setiap orang yang bertemu dengan mereka akan memperhattikan dengan pandangan kagum dan doa bahagia. Mereka saling mengasihi satu sama lain.
Namun pada suatu hari, malang sang lelaki mengalami luka berat akibat sebuah kecelakaan yang menimpa dirinya. Ia berbaring berhari-hari di atas ranjang pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri di rumah sakit tempat ia di rawat. berhari-hari sang wanita menjaga di depan ranjang dan tiada henti memanggil-manggil kekasih yang masih tertidur dan tidak berdaya.
Suatu malam ia ke tempat ibadah di kota tersebut dan berdoa kepada Tuhan agar kekasihnya selamat. Air matanya sendiri hampir kering karena menangis sepanjang hari. Seminggu telah berlalu, sang lelaki tetap pingsan tertidur seperti dulu, sedangkan si wanita telah berubah menjadi pucat, kurus dan lesu tidak terkira, namun ia tetap dengan susah payah bertahan untuk tetap menjaga dan menemani si peria. Akhirnya pada malam hari di tempat ibadah Tuhan terharu oleh keadaan wanita yang setia dan teguh itu dan selalu berdo'a untuk kesembuhan si peria, lalu Tuhan memutuskan memberikan pengecualian kepada wanita itu untuk menyelamatkan si peria.
Tuhan bertanya kepadanya "Apakah kamu begitu mencintainya sampai-sampai kamu bisa menghabiskan waktumu untuk menjaganya?..."
Si wanita Menjawab "ya... saya sangat mencintainya, saya rela melakukan apapun agar dia sembuh dan pulih kembali..."
Tuhan kembali bertanya kepadanya "Apakah kamu benar-benar bersedia menggunakan nyawamu sendiri untuk menukarnya?"
Si wanita tanpa ragu sedikitpun menjawab "Ya, Saya bersedia".
Tuhan berkata "Baiklah, Aku bisa segera membuat kekasihmu sembuh kembali, namun kamu harus berjanji menjelma menjadi kupu-kupu selama tiga tahun. Pertukaran seperti ini apakah kamu juga bersedia?".
Siwanita terharu setelah mendengarnya dan dengan jawaban yang pasti dia menjawab "ya... saya bersedia!".malam berlalu dan hari kembali terang. Si wanita telah mejadi seekor kupu-kupu yg indah. Ia memohon diri kepada Tuhan untuk segera kembali ke rumah sakit dimana si peria di rawat. Dan hasilnya, lelaki itu benar-benar telah siuman bahkan ia sedang berbicara dengan seorang dokter.
Namun sayang, ia tidak dapat mendengarnya sebab ia tak bisa masuk ke ruang itu yang di sekat oleh kaca, ia hanya bia memandang dari jauh kekasihnya sendiri. beberapa hari kemudian, sang lelaki telah sembuh. Namun ia sama sekali tidak bahagia. Ia mencari keberadaan sang wanita dan bertanya kepada setiap orang yang dia temui, namun tidak ada yang tahu keberadaan sang wanita pujaan hatinya. Sang lelaki sepanjang hari kurang teratur makan istirahat karna terus mencari si wanita. Ia begitu rindu kepadanya dan ingin sekali bertemu dengan sang wanita pujaanya, namun sang wanita telah berubah menjadi kupu-kupu yang setiap saat selalu berputar di sampingnya. begitu juga si wanita, yang hanya dapat memandang dan mendengar suara si peria tanpa bisa berkomunikasi.
Musim panas telah berakhir, angin musim gugur yang sejuk meniup jatuh daun pepohonan. Dengan kedaan terpaksa kupu-kupu harus meninggalkan tempat tersebut, lalu terakhir kali ia terbang dan hinggap di atas bahu sang lelaki. Ia bermaksud menggunakan sayapnya yang kecil dan halus membelai wajah si peria, menggunakan mulutnya yang kecil lembut mencium keningnya. Namun tubuhnya yang kecil dan lemah benar-benar tidak sanggup melakukanya dengan berat hati ia meninggalkan kekasihnya, terbang ke arah yang jauh dgn membawa harapan.
dalam sekejap telah tiba musim semi yang kedua, sang kupu-kupu denga tidak sabarnya segera terbang kembali mencari kekasihnya yang lama di tinggalkannya. Namun tidak bisa dipungkiri di samping lelaki yang di rindukanya ternyata telah berdiri seorang wanita cantik. dalam sekilas itu sang kupu-kupu nyaris jatuh dari angkasa. Ia benar-benar tidak percaya dengan pemandangan di depan matanya sendiri. Lebih tidak percaya lagi mendengar omongan yang di bicarakan banyak orang sekitar, yang selalu menceritakan betapa parah sakit sang lelaki. Melukiskan betapa baik dan manisnya dokter wanita itu yang selalu merawat dan menyelamatkan nyawa si peria. Bahkan melukiskan betapa sudah serasinya percintaan mereka dan tentu saja juga melukiskan bahwa sang lelaki sudah bahagia seperti dulu kala.
Sang kupu2 sangat sedih. beberapa hari berikutnya ia seringkali melihat kekasihnya sendiri membawa wanita itu ke gunung memandang matahari terbit, menghantar matahari senja di pesisir pantai. Segala yang pernah di milikinya dahulu dalam sekejap tokoh utamanya telah berganti seorang wanita lain sedangkan ia sendiri selain kadangkala bisa hinggap di atas bahunya, namun tidak dapat berbuat apa-apa.
Musim panas tahun ini sangat panjang, sang kupu-kupu setiap hari terbang rendah dengan tersiksa dan ia sudah tidak memiliki keberanian lagi untuk mendekati kekasihnya sendiri. Bisikan suara mereka dan suara tawa bahagianya sudah cukup membuat hembusan napas dirinya berakhir, karenanya sebelum musim panas berakhir, sang kupu-kupu telah terbang berlalu. Bunga bersemi dan layu. Bunga layu dan bersemi lagi. Bagi seekor kupu-kupu itu waktu seolah hanya menandakan semua ini. tanpa ada harapan dan tujuan hidup.
Musim panas pada tahun ketiga, sang kupu-kupu sudah tidak sering lagi pergi mengunjungi kekasihnya sendiri. suatu saat perasaan rindu kembali timbul dan sang kupu-kupu pergi mengunjungi kekasihnya. namun apa yang ia lihat, Sang lelaki kekasihnya itu mendekap perlahan bahu si wanita, mencium lembut wajah wanitanya sendiri. Sama sekali tidak punya waktu memperhatikan seekor kupu-kupu yang hancur hatinya apalagi mengingat masa lalu.
Tiga tahun perjanjian Tuhan dengan sang kupu-kupu sudah akan segera berakhir dan pada saat hari yang terakhir, kekasih si kupu-kupu melaksanakan pernikahan dengan wanita itu. dalam kapel kecil telah dipenuhi para tamu undangan. Sang kupu-kupu secara diam-diam masuk kedalam dan hinggap perlahan di atas pundak Tuhan. Ia mendengarkan sang kekasih yg berada dibawah berikrar di hadapan Tuhan dengan mengatakan "saya bersedia menikah dengannya!". Ia memandangi sang kekasih memakaikan cincin ke tangan wanita itu, kemudian memandangi mereka berciuman dengan mesranya lalu mengalirlah air mata sedih sang kupu-kupu.
Dengan pedih hati Tuhan menarik napas dan bertanya "Apakah kamu menyesal?..."
Sang kupu-kupu mengeringkan air matanya dan menjawab"Tidak, bahkan saya sangat bahagia..."
Tuhan lalu berkata di sertai seberkas kegembiraan "Besok kamu sudah dapat kembali menjadi dirimu sendiri seperti dahulu"
Sang kupu menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata "Biarkanlah aku menjadi kupu-kupu seumur hidup"
Dengan melihat kebahagiaan di pasangan pengantin di pernikahan itu dia memutuskan untuk selamanya enjadi kupu-kupu yang cantik dan indah.
ADA BEBERAPA KEHILANGAN MERUPAKAN TAKDIR.
ADA BEBERAPA PERTEMUAN ADALAH YANG TIDAK AKAN BERAKHIR SELAMANYA.
MENCINTAI SESEORANG TIDAK MESTI HARUS MEMILIKI,NAMUN MEMILIKI SESEORANG MAKA HARUS BAIK-BAIK MENCINTAINYA.
Tuhan bertanya kepadanya "Apakah kamu begitu mencintainya sampai-sampai kamu bisa menghabiskan waktumu untuk menjaganya?..."
Si wanita Menjawab "ya... saya sangat mencintainya, saya rela melakukan apapun agar dia sembuh dan pulih kembali..."
Tuhan kembali bertanya kepadanya "Apakah kamu benar-benar bersedia menggunakan nyawamu sendiri untuk menukarnya?"
Si wanita tanpa ragu sedikitpun menjawab "Ya, Saya bersedia".
Tuhan berkata "Baiklah, Aku bisa segera membuat kekasihmu sembuh kembali, namun kamu harus berjanji menjelma menjadi kupu-kupu selama tiga tahun. Pertukaran seperti ini apakah kamu juga bersedia?".
Siwanita terharu setelah mendengarnya dan dengan jawaban yang pasti dia menjawab "ya... saya bersedia!".malam berlalu dan hari kembali terang. Si wanita telah mejadi seekor kupu-kupu yg indah. Ia memohon diri kepada Tuhan untuk segera kembali ke rumah sakit dimana si peria di rawat. Dan hasilnya, lelaki itu benar-benar telah siuman bahkan ia sedang berbicara dengan seorang dokter.
Namun sayang, ia tidak dapat mendengarnya sebab ia tak bisa masuk ke ruang itu yang di sekat oleh kaca, ia hanya bia memandang dari jauh kekasihnya sendiri. beberapa hari kemudian, sang lelaki telah sembuh. Namun ia sama sekali tidak bahagia. Ia mencari keberadaan sang wanita dan bertanya kepada setiap orang yang dia temui, namun tidak ada yang tahu keberadaan sang wanita pujaan hatinya. Sang lelaki sepanjang hari kurang teratur makan istirahat karna terus mencari si wanita. Ia begitu rindu kepadanya dan ingin sekali bertemu dengan sang wanita pujaanya, namun sang wanita telah berubah menjadi kupu-kupu yang setiap saat selalu berputar di sampingnya. begitu juga si wanita, yang hanya dapat memandang dan mendengar suara si peria tanpa bisa berkomunikasi.
Musim panas telah berakhir, angin musim gugur yang sejuk meniup jatuh daun pepohonan. Dengan kedaan terpaksa kupu-kupu harus meninggalkan tempat tersebut, lalu terakhir kali ia terbang dan hinggap di atas bahu sang lelaki. Ia bermaksud menggunakan sayapnya yang kecil dan halus membelai wajah si peria, menggunakan mulutnya yang kecil lembut mencium keningnya. Namun tubuhnya yang kecil dan lemah benar-benar tidak sanggup melakukanya dengan berat hati ia meninggalkan kekasihnya, terbang ke arah yang jauh dgn membawa harapan.
dalam sekejap telah tiba musim semi yang kedua, sang kupu-kupu denga tidak sabarnya segera terbang kembali mencari kekasihnya yang lama di tinggalkannya. Namun tidak bisa dipungkiri di samping lelaki yang di rindukanya ternyata telah berdiri seorang wanita cantik. dalam sekilas itu sang kupu-kupu nyaris jatuh dari angkasa. Ia benar-benar tidak percaya dengan pemandangan di depan matanya sendiri. Lebih tidak percaya lagi mendengar omongan yang di bicarakan banyak orang sekitar, yang selalu menceritakan betapa parah sakit sang lelaki. Melukiskan betapa baik dan manisnya dokter wanita itu yang selalu merawat dan menyelamatkan nyawa si peria. Bahkan melukiskan betapa sudah serasinya percintaan mereka dan tentu saja juga melukiskan bahwa sang lelaki sudah bahagia seperti dulu kala.
Sang kupu2 sangat sedih. beberapa hari berikutnya ia seringkali melihat kekasihnya sendiri membawa wanita itu ke gunung memandang matahari terbit, menghantar matahari senja di pesisir pantai. Segala yang pernah di milikinya dahulu dalam sekejap tokoh utamanya telah berganti seorang wanita lain sedangkan ia sendiri selain kadangkala bisa hinggap di atas bahunya, namun tidak dapat berbuat apa-apa.
Musim panas tahun ini sangat panjang, sang kupu-kupu setiap hari terbang rendah dengan tersiksa dan ia sudah tidak memiliki keberanian lagi untuk mendekati kekasihnya sendiri. Bisikan suara mereka dan suara tawa bahagianya sudah cukup membuat hembusan napas dirinya berakhir, karenanya sebelum musim panas berakhir, sang kupu-kupu telah terbang berlalu. Bunga bersemi dan layu. Bunga layu dan bersemi lagi. Bagi seekor kupu-kupu itu waktu seolah hanya menandakan semua ini. tanpa ada harapan dan tujuan hidup.
Musim panas pada tahun ketiga, sang kupu-kupu sudah tidak sering lagi pergi mengunjungi kekasihnya sendiri. suatu saat perasaan rindu kembali timbul dan sang kupu-kupu pergi mengunjungi kekasihnya. namun apa yang ia lihat, Sang lelaki kekasihnya itu mendekap perlahan bahu si wanita, mencium lembut wajah wanitanya sendiri. Sama sekali tidak punya waktu memperhatikan seekor kupu-kupu yang hancur hatinya apalagi mengingat masa lalu.
Tiga tahun perjanjian Tuhan dengan sang kupu-kupu sudah akan segera berakhir dan pada saat hari yang terakhir, kekasih si kupu-kupu melaksanakan pernikahan dengan wanita itu. dalam kapel kecil telah dipenuhi para tamu undangan. Sang kupu-kupu secara diam-diam masuk kedalam dan hinggap perlahan di atas pundak Tuhan. Ia mendengarkan sang kekasih yg berada dibawah berikrar di hadapan Tuhan dengan mengatakan "saya bersedia menikah dengannya!". Ia memandangi sang kekasih memakaikan cincin ke tangan wanita itu, kemudian memandangi mereka berciuman dengan mesranya lalu mengalirlah air mata sedih sang kupu-kupu.
Dengan pedih hati Tuhan menarik napas dan bertanya "Apakah kamu menyesal?..."
Sang kupu-kupu mengeringkan air matanya dan menjawab"Tidak, bahkan saya sangat bahagia..."
Tuhan lalu berkata di sertai seberkas kegembiraan "Besok kamu sudah dapat kembali menjadi dirimu sendiri seperti dahulu"
Sang kupu menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata "Biarkanlah aku menjadi kupu-kupu seumur hidup"
Dengan melihat kebahagiaan di pasangan pengantin di pernikahan itu dia memutuskan untuk selamanya enjadi kupu-kupu yang cantik dan indah.
ADA BEBERAPA KEHILANGAN MERUPAKAN TAKDIR.
ADA BEBERAPA PERTEMUAN ADALAH YANG TIDAK AKAN BERAKHIR SELAMANYA.
MENCINTAI SESEORANG TIDAK MESTI HARUS MEMILIKI,NAMUN MEMILIKI SESEORANG MAKA HARUS BAIK-BAIK MENCINTAINYA.
Steady.
BalasHapussteady
BalasHapus